Posts

Tiga Mahasiswa, Satu Poster, dan Sejuta Ketakutan Rezim Akan Kalimat Tajam

Image
Kapan terakhir kali kamu melihat poster sederhana bikin aparat panik lebih dari laporan intelijen? Tiga mahasiswa muda membentang secarik kertas penuh sindiran, dan dalam sekejap, seragam hitam-hitam bergerak lebih cepat dari tukang parkir pas Ramadan. Mereka dibanting, posternya disobek, dan tentu saja, nalar publik pun terkoyak. Di ruang yang katanya bebas menyuarakan pendapat, justru poster-poster kecil jadi musuh negara. Ironis? Nggak. Konyol? Banget. Dan lebih konyol lagi karena ternyata semua ini bermula dari aksi damai di depan orang yang mengklaim ingin mendengar suara rakyat. Tulisan ini mengajakmu merenung, mengutuk, dan—kalau bisa—menyusun ulang definisi demokrasi versi kita hari ini. Siang hari, tempat makan sederhana. Tiga pemuda berdiri dengan tenang. Mereka bukan penyusup, bukan pemilik bom molotov, bukan penyebar hoax. Hanya pemegang kata-kata yang berani, bertinta tebal di atas poster murahan. Namun reaksinya? Seolah mereka mengacungkan senjata kimia di tengah jam maka...

Ngaku Dibantu Rusia Tanpa Bayar? Serius, Bapak?

Image
“Utang negara itu ringan.” Kalimat itu dilontarkan dengan senyum optimis oleh petinggi kita yang kini sedang mondar-mandir dari podium ke podium. Katanya, Indonesia ‘dibantu’ oleh Rusia ketika sedang sangat kesulitan, dan ajaibnya: utang itu tidak perlu dibayar. Eh? Jika kamu merasa ada yang janggal, selamat—logikamu masih hidup dan belum sepenuhnya dikooptasi oleh retorika politik. Tapi kalau kamu langsung percaya, maka artikel ini hadir buat menampar halus logika yang tertidur. Karena kita perlu bicara bukan hanya soal utang, tapi soal kesadaran. Jangan-jangan, kamu—tanpa sadar—sudah disetir untuk percaya bahwa negara besar memberi segalanya dengan cuma-cuma. Di sini, kita akan menguliti narasi itu, memelintirnya balik dengan logika, lalu menantangmu untuk berpikir lebih dalam. Satu Angka Tak Pernah Cukup Katanya, utang Indonesia ‘kecil’ dibanding negara lain. Angka rasio utang terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) disebut di kisaran 38 sampai 40 persen. Sekilas kelihatan meyakinkan, ...

Tikus + Hantavirus = Ketemu di KBB: Bukan Hoax, Ini Alarm untuk Kesadaran Baru

Image
“Kalau kamu baru sadar tikus jadi tetangga dan bukan tamu… Siap-siap deh, virusnya lagi mengintai urat-uratmu?” Kamu mungkin mengira tikus hanya masalah kotoran atau gangguan sungguhan kecil—eits, salah besar. Berita dari KBB soal pria positif hantavirus setelah dinkes meneliti 12 tikus itu membuka celah besar buat kita mikir apa yang selama ini diabaikan. Kalau kita yakin bisa santai saja hidup berdampingan dengan tikus, mungkin saatnya upgrade cara berpikir: ini bukan cuma soal bersih-bersih, tapi juga soal menjaga kesehatan mental, karena cemas dan takut tersembunyi bisa muncul tiba-tiba. Nah, di tulisan ini, kamu bakal diajak memahami lebih dalam tentang hantavirus: apa, dari mana, bagaimana risikonya buat kamu dan orang-orang terdekatmu, serta gimana menjaga kesehatan mental pas kondisi kayak gini—biar bukan cuma fisik yang kuat, tapi juga mindset mu siap berdamai sama ketidakpastian. Hantavirus di KBB dan Implikasinya Dinas Kesehatan Kab. Bandung Barat (KBB) lagi sibuk dan agak d...

Dari Skripsi hingga Gugatan: Ironi Kasmudjo, Dosen yang Jadi Korban Permainan Kata 'Pembimbing Akademik'

Image
Bayangkan sosok Kasmudjo, pria 76 tahun dengan tangan keriput dan mata yang menyimpan puluhan tahun ilmu perkayuan. Saat Jokowi mendatanginya Mei lalu, tawaran bantuan hukum mengemuka—seolah solusi heroik. Tapi tunggu: benarkah segelas kopi dan janji advokat adalah jawaban dari hidup yang kian merangkak di gubuk reot? Ataukah ini sekadar pertunjukan pencitraan di tengah kegagalan memenuhi kebutuhan dasar manusia: kesehatan, jaminan sosial, dan penghidupan layak? Di sini, kamu akan melihat bagaimana polemik ijazah bukan cuma soal legalitas, tapi cermin karut-marut moral elite yang melupakan akar masalah. Kunjungan Jokowi yang Hanya Menyentuh Permukaan Jokowi datang ke rumah Kasmudjo dengan senyum dan jabat tangan, mengumbar nostalgia masa kuliah: "Ini kayu jati, ini mahoni, baunya seperti apa..." . Tapi di balik obrolan hangat itu, tersembunyi fakta pilu. Kasmudjo—yang disebutnya "dosen pembimbing akademik"—ternyata hidup dalam kondisi memprihatinkan. Usia senja tanp...

Suami Hilangkan Nyawa Istri: Potret Retak Sistem Perlindungan Perempuan

Image
Bayangkan bom waktu yang setiap orang dengar detaknya, tapi memilih tutup telinga sampai ledakannya menyemburkan darah ke dinding rumahmu. Di Pondok Ranji, Ciputat, seorang istri bernama RK (25) tewas ditikam suaminya sendiri, JN (37), setelah pertengkaran yang terdengar jelas oleh tetangga sejak pukul 19.00 WIB . Ironisnya, pelaku justru dipersepsikan "jujur" karena mengaku membunuh sambil menggendong anaknya ke tetangga — seolah pengakuan itu bisa mengubur kelalaian sistem dan lingkungan yang membiarkan korban menjerit sendirian. Dalam tulisan ini, kita akan membedah ilusi "kejujuran" pelaku KDRT, kegagalan respons kolektif, dan cara membongkar mekanisme kekerasan yang dipoles jadi drama pengakuan heroik.   JN mendatangi tetangganya, RH, pukul 00.00 WIB sambil berkata, "Pung, si Nisa sudah saya bunuh. Terserah sekarang, mau panggil polisi atau serahkan ke massa, nggak apa-apa" . Kalimat ini bukan bukti penyesalan, melainkan performance pasrah yang memani...

Lautan Emas Hitam: Kontroversi di Balik Perebutan Kepulauan Andaman oleh Aceh"

Image
Lebih dari 60% konflik teritorial dunia abad ini berpusat pada pulau-pulau kecil—bukan karena tanahnya, tapi karena apa yang tersembunyi di bawahnya. Kamu mungkin tak menyangka, empat pulau tak berpenghuni di ujung barat Indonesia menyimpan kekayaan setara dengan anggaran nasional lima negara kecil digabungkan. Aceh, melalui putusan Mahkamah Agung, baru saja memenangkan hak atas Batu Mandi, Lipan, Pintu, dan Sembilan. Tapi apa yang sebenarnya terjadi? Ini bukan sekadar pergeseran garis administrasi, melainkan perebutan "harta karun" yang bisa mengubah peta ekonomi regional. Dalam tulisan ini, kita akan membedah potensi terselubung keempat pulau itu, menganalisis dampaknya bagi kesejahteraan masyarakat Aceh, dan mempertanyakan: bagaimana mengelola anugerah alam tanpa memicu konflik baru? Bersiaplah melihat isu sengketa dari lensa yang tak biasa—bukan politik, tapi neraca kekayaan alam yang terabaikan. Empat pulau ini ibarat kotak harta karun tanpa kunci—kecil di permukaan, tap...

Tribute to Gustiwiw: The Unfinished Symphony of Indonesia's Musical Genius

Image
Dari Bekasi: Jejak Tak Terhapuskan Gusti Irwan Wibowo dalam Musik Indonesia Prolog: Kilau Kembang Api yang Abadi Di langit malam 15 Juni 2025, sebuah kembang api padam sebelum mencapai puncak ledakannya. Gusti Irwan Wibowo (1999–2025), lelaki berjuluk "Gustiwiw" itu, pergi dalam diam di sebuah penginapan Lembang, meninggalkan ruang hampa dalam industri musik Indonesia. Kematiannya akibat serangan jantung mendadak bukan sekadar hilangnya seorang musisi, melainkan padamnya obor generasi baru yang merajut dangdut, satire, dan pop dalam sebentuk kejujuran langka . Hari ini, kita tak hanya mengenangnya. Kita menyusun mozaik warisannya: bagaimana anak SMK musik tanpa gelar sarjana itu menjadi arsitek suara bagi Nadin Amizah, Ardhito Pramono, dan Sal Priadi; bagaimana lagu-lagunya seperti "Diculik Cinta" dan "Innalillahi Aaliyah" menjadi soundtrack ironis kehidupan urban; dan mengapa kisahnya mengajarkan kita tentang resonansi keabadian—bahwa yang fana hanya tubu...

"Efisiensi Administratif": Psikologi Gelap di Balik Konflik 4 Pulau Aceh-Sumut

Image
Sungguh menggelikan ketika melihat para pejabat tinggi negeri ini menari-nari di atas penderitaan rakyat dengan dalih "penyederhanaan administrasi" – seolah-olah rakyat Indonesia ini bodoh dan tidak paham bahwa di balik topeng teknokratis itu tersembunyi nafsu serakah akan sumber daya migas bernilai triliunan rupiah. Sebagai seorang yang mendalami psikologi manusia, hipnoterapi, dan neuro linguistic programming, saya melihat dengan jelas bagaimana manipulasi kognitif dan distorsi persepsi digunakan untuk melegitimasi pencaplokan wilayah yang secara historis dan hukum telah jelas kepemilikannya. Kasus 4 pulau Aceh yang dipindahkan ke Sumatera Utara ini bukan sekadar persoalan administratif biasa – ini adalah manifestasi dari psikologi kekuasaan yang korup, manipulasi bahasa politik, dan penggunaan teknik persuasi gelap untuk mengaburkan fakta di hadapan publik. Dalam dunia psikologi, ada yang disebut dengan "cognitive dissonance reduction" – sebuah mekanisme mental d...