Rahasia Berlumpur di Balik Kilau Timah: Bumi Bangka Menjerit dalam Senyap

Setiap gram timah di ponselmu mungkin menyimpan jejak darah bumi Bangka—logam mulia yang menyembur dari ribuan lubang menganga, meninggalkan lanskap bak medan perang. November 2015, pulau itu bernafas dalam derita: 1.315 tambang inkonvensional (TI) ilegal menggerus wilayah izin PT Timah Tbk , sementara perusahaan pelat merah itu sibuk membangun smelter di Myanmar dengan anggaran Rp100 miliar . Di tengah senyap, tanah longsor menelan nyawa, air kolong tercemar arsen, dan negara kehilangan Rp58 triliun dari ekspor ilegal . Tulisan ini membongkar mata rantai korupsi yang mengubah timah jadi kutukan, bukan berkah—dan bagaimana kamu, dengan gadget di genggaman, turut menjadi mata rantainya.


PT Timah pamer produksi timah olahan stabil di 27.431 ton sepanjang 2
015 , tapi laporan tahunannya buta pada 1.675 hektar lahan kritis di Bangka Belitung . Padahal, setiap ton timah mengikis 10 meter persegi hutan dan melahirkan kolong beracun. Data Bappeda Babel 2015 mengungkap 192 kolong bekas tambang—terkontaminasi arsen (As) dan timbal (Pb) 4x di atas ambang aman—yang meracuni air tanah dan membunuh ikan lokal . Sementara direksi sibuk mematok target produksi 28.000 ton, petani di Belitung kehilangan 9.6% lahan pertanian akibat alih fungsi tambang liar . Kestabilan produksi bukan indikator keberhasilan, tapi topeng untuk menutupi pembunuhan ekosistem sistematis.


Proyek smelter Myanmar bukan sekadar ekspansi bisnis, melainkan modus mengalihkan perhatian dari praktik kotor di dalam negeri. Lima smelter swasta—PT Refined Bangka Tin hingga CV Venus Inti Perkasa—terlibat simbiosis mutualisme dengan PT Timah: mereka mengolah timah ilegal dari TI, lalu mencatatkannya sebagai produksi resmi . Akibatnya, 352.000 ton timah ilegal menguap dari catatan negara periode 2008–2013 . Sementara itu, Disnak ESDM Babel yang seharusnya mengawasi, malah memberi izin tambang di kawasan hutan lindung. Tahun 2024, mantan kadis ESDM Babel akhirnya divonis 4 tahun penjara karena kerugian lingkungan Rp271 triliun —tapi di 2015, mereka masih bebas berkeliaran sambil menerbitkan IUP.


PT Timah menggembar-gemborkan program reklamasi dengan menanam karet atau jambu mete di lahan bekas tambang . Faktanya, tanah bekas galian punya kadar bahan organik 0,1–2%—terlalu miskin untuk menyuburkan apa pun . Butuh 20 tahun hanya untuk menaikkan kadar organik jadi 3,5%! Upaya revegetasi pun cuma jadi pajangan laporan tahunan: di Bangka Tengah, lahan reklamasi PT Kobatin (anak usaha PT Timah) hanya ditanami akasia yang tumbuh kerdil karena tanahnya tak mampu menahan air. Sementara itu, kolong bekas tambang yang dijadikan tempat pemancingan ikan nila justru jadi bom waktu: air asamnya menggerus kulit karamba dan melarutkan logam berat ke tubuh ikan—yang kemudian dikonsumsi warga.


Di Desa Bencah, anak-anak mandi di kolong berwarna kemerahan—ciri air tercemar ferum (Fe) tinggi. Seorang ibu bercerita: "Sejak tambang liar marak, anak saya sering kejang dan gatal-gatal." Data BLHD Babel 2015 membenarkan hal itu: 44,54% lahan di provinsi itu masuk kategori "agak kritis" dengan kandungan logam berat 4x lipat ambang batas WHO . Tapi alih-alih menutup TI ilegal, pemerintah malah mengizinkan PT Timah bermitra dengan penambang liar melalui program "pemberdayaan" . Ironisnya, program ini hanya legalisasi praktek perusakan lingkungan—dengan dalih menyerap produksi rakyat.


Timah telah mengubah Bangka jadi pulau paradoks: kekayaan alamnya mengalir ke ponsel dan laptopmu, sementara rakyatnya hidup di atas kuburan toksik. Setiap kolong bekas tambang adalah monumen kegagalan negara mengawasi korporasi—dan bukti bahwa kebijakan hilirisasi hanya menguntungkan mafia logam.


Jika kamu tak ingin jadi bagian dari rantai perusakan ini:

  • Desak Transparansi Rantai Pasok Timah — Tanyakan pada produsen gadget: dari mana sumber timah mereka?
  • Dukung UU yang Memidana Perusahaan Abai Lingkungan — Bukan cuma penambang kecil.
  • Audit Nasional Lahan Bekas Tambang — Hitung rugi ekologis dan tagih ke perusahaan.


Follow Instagram @mindbenderhypno untuk bergerak melawan ekonomi palsu yang menukar tanah subur dengan kolong racun. Diammu hari ini adalah persetujuanmu atas kehancuran besok.

Comments

Popular posts from this blog

Kalahkan Sindrom Imposter: Hipnoterapi untuk Percaya Diri di Kantor & Karir Impian!

Memanfaatkan Neurofeedback dan Meditasi untuk Kesejahteraan Diri

Melampaui Batas Pikiran: 6 Kunci Fokus dan Produktivitas untuk ADHD